Saya masih ingat betul pagi itu. Embun dingin menyapa hangatnya kopi tubruk di tangan saya, sementara Gunung Prau perlahan menampakkan siluetnya. Sejak awal perjalanan, semangat menulis dan memotret tak pernah surut—saya yakin cerita baru selalu menanti di setiap lekuk kabut. Namun, tiba-tiba, layar laptop saya kabur. Bukan karena sinyal buruk atau baterai menipis, tapi karena mata kering saya menjerit. Rasa sepet datang lebih dulu. Seperti ada jutaan butir pasir menempel di kelopak. Diikuti perih , seakan setiap kedipan menyayat. Dan yang paling menyesakkan: lelah , yang bukan sekadar capek badan, tapi terasa mencengkram mental. Saya menatap pemandangan indah, tapi mata saya menolak diajak kompromi. Di sinilah saya belajar satu hal: mata kering jangan sepelein . Saya pernah membaca bahwa mata kering muncul karena terlalu lama menatap layar, cuaca dingin di ketinggian, dan kurangnya jeda istirahat. Tapi rasanya berbeda ketika gejala itu datang langsung di tenggorokan—saya hampir mele...
Bayangkan kamu sedang duduk di sebuah kafe kecil di sudut kota, menyesap secangkir kopi sambil mengamati orang-orang berlalu-lalang. Tiba-tiba, sebuah ide brilian muncul di benakmu. Mungkin itu cerita pendek, konsep bisnis baru, atau hanya sebuah perspektif unik tentang dunia. Pernahkah kamu bertanya-tanya, bagaimana caranya menjadi seseorang yang selalu penuh ide dan kreativitas? Para tokoh kreatif seperti Raditya Dika, Ernest Prakasa, atau Najwa Shihab memiliki rahasia tersendiri dalam menumbuhkan kreativitas mereka. Apa yang bisa kita pelajari dari mereka? Menemukan Kreativitas dalam Kehidupan Sehari-hari Dulu, aku merasa kreativitas adalah sesuatu yang hanya dimiliki oleh orang-orang berbakat. Namun, setelah bertahun-tahun mengeksplorasi berbagai cara, aku menyadari bahwa kreativitas adalah sesuatu yang bisa diasah, seperti otot yang perlu dilatih. Bagaimana caranya? Mari kita lihat bagaimana tokoh-tokoh kreatif membentuk kebiasaan mereka. 1. Menulis Jurnal Seperti Raditya Di...